Bisnis Sekuritas Kian Dilirik
Tak lama mengalami masalah permodalan yang memicu penghentian aktivitas perdagangan, Bapindo Bumi Sekuritas
segera mendapat investor baru. Ini menunjukkan bisnis perusahaan efek sudah semakin diminati investor.
JAKARTA , Investor mulai tertarik untuk masuk ke industri sekuritas, baik dengan mendirikan perusahaan baru maupun
mengambil alih perusahaan efek yang sedang bermasalah. Setelah terjadi pada Dinar Sekuritas beberapa bulan lalu,
investor baru masuk ke Bapindo Bumi Sekuritas.
Kepala Riset Paramitra Alfa Sekuritas, Pardomuan Sihombing, mengakui tingginya permintaan pasar terhadap
perusahaan efek. Apalagi, setelah kondisi bursa menunjukkan tren perbaikan dalam dua bulan terakhir seiring tandatanda
pemulihan ekonomi global.
“Ada beberapa investor yang ingin masuk ke perusahaan sekuritas. Sayangnya, mereka kesulitan karena pemilik
perusahaan efek belum ada yang mau menjual sahamnya,” katanya di Jakarta, Kamis (11/6).
Selain kinerja perusahaan efek yang akan membaik seiring dengan pulihnya pasar modal, para investor melihat potensi
jangka panjang di industri pasar modal ini.
Dia menilai minat investor terhadap perusahaan efek saat ini jauh meningkat dibanding awal tahun lalu. Saat itu,
sejumlah investor tidak berani untuk mengambil alih Sarijaya Sekuritas yang bermasalah.
Hal yang sama terjadi ketika lelang dua kursi anggota bursa (AB) yang gagal pada akhir tahun lalu. Tidak satu pun dari
tiga peserta lelang yang mau menawar satu kursi AB yang ditawarkan sebesar 5 miliar rupiah. Padahal, harga tersebut
sudah di bawah nilai bukunya sebesar 6,7 miliar rupiah. “Kalau sekarang diadakan lelang lagi, pasti ada yang mau
membeli,” kata Pardomuan.
Ganti Pemilik
Sementara itu, Bapindo Bumi Sekuritas akan melakukan pergantian pemilik menyusul masalah dana perseroan sekitar
25 miliar rupiah yang tersangkut di PT Bank IFI. Dikabarkan bahwa perusahaan asuransi Bumi Asih siap masuk ke
Bapindo Sekuritas untuk menggantikan posisi kepemilikan saham Racak Makanja.
Bank IFI ditutup operasionalnya sejak Bank Indonesia mencabut izin operasionalnya pada 17 April 2009 melalui surat No
11/9/KEP.GBI/2009, setelah modalnya berada di bawah ketentuan dan posisi kredit bermasalah yang tinggi.
Menurut data BEI, saat ini pemegang saham Bapindo Bumi Sekuritas terdiri dari PT Racak Makanja sebanyak 89,55
persen, Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912 sebanyak 6,46 persen, dan PT Bank Mandiri Tbk 3,99 persen.
”Mereka sudah menyatakan komitmen untuk setor dana,” kata sumber Koran Jakarta kemarin.
Direktur Pengawasan BEI Justitia Tripurwasani mengatakan setoran dana untuk memperbaiki posisi Modal Kerja Bersih
Disesuaikan (MKBD) ini merupakan syarat utama untuk pencabutan suspensi Bapindo Sekuritas. Meski demikian, belum
bisa dipastikan kapan aktivitas Bapindo ini kembali aktif.
Awal pekan ini, BEI menghentikan sementara kegiatan perdagangan Bapindo Bumi Sekuritas karena dinilai melakukan
pembukuan secara tidak benar dan melaporkan MKBD secara tidak akurat. Posisi MKBD Bapindo sebelum dihentikan
mencapai 25,39 miliar rupiah.
Selain ganti pemilik, dalam rapat pemegang saham pekan ini (10/6), perseroan melakukan pergantian direksi. Richardo
Simatupang menjadi direktur utama dan Ronny Wazier sebagai direktur. Keduanya telah dinyatakan lulus uji kelayakan
dan kepatutan (fit & proper test) oleh Bapepam-LK.
Jumat, 02 Oktober 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar